Menteri Israel Hina Arab Saudi, Netanyahu Naik Pitam

Menteri Warisan Israel, Amihai Eliyahu, menimbulkan kontroversi besar setelah mengeluarkan pernyataan yang menghina Arab Saudi dalam sebuah wawancara di Channel 12 News. Ucapannya menyulut kemarahan publik dan membuat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bertindak cepat.

Menurut laporan Al Jazeera (27 Oktober 2025), Eliyahu menuding Arab Saudi tidak memiliki komitmen kuat terhadap stabilitas politik di kawasan. Ia juga menyebut kebijakan Saudi sebagai bentuk kepura-puraan diplomatik. Ucapannya memicu reaksi keras karena muncul di tengah upaya Israel membangun hubungan normal dengan Riyadh.

Benjamin Netanyahu segera memanggil Eliyahu ke kantor perdana menteri. Berdasarkan laporan The Times of Israel, Netanyahu menegaskan pernyataan itu bukan sikap resmi pemerintah. Ia marah karena komentar Eliyahu berpotensi menggagalkan proses diplomasi yang melibatkan Amerika Serikat dan Arab Saudi.

Sumber dari Reuters Middle East menyebut Netanyahu menginstruksikan Kementerian Luar Negeri menjaga komunikasi diplomatik dengan Riyadh. Ia menilai ucapan Eliyahu dapat merusak citra Israel di mata sekutu Teluk dan dunia internasional.

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi merespons dengan nada tegas. Dalam pernyataan resmi yang dikutip Saudi Gazette, Riyadh menilai pernyataan menteri Israel tidak sopan dan menghina kedaulatan negara lain. Pemerintah Saudi menuntut permintaan maaf terbuka dari Israel dan menilai tindakan Eliyahu memperburuk kepercayaan antarnegara.

Menurut analis Timur Tengah Dr. Yossi Mekelberg dari BBC News, insiden ini memperlihatkan kurangnya kontrol internal dalam kabinet Netanyahu. Ia menilai hubungan Israel dan Arab Saudi akan terguncang jika Israel tidak segera mengklarifikasi sikap resmi mereka.

Tekanan terhadap Eliyahu meningkat di dalam negeri. Haaretz melaporkan bahwa sejumlah anggota Partai Likud mendesak Netanyahu mencopot Eliyahu dari jabatan menteri. Mereka menilai ucapannya mempermalukan pemerintahan dan menimbulkan citra negatif bagi Israel.

Sementara itu, Bloomberg Middle East melaporkan bahwa Uni Emirat Arab dan Qatar menilai komentar Eliyahu merusak iklim kerja sama di Teluk. Kedua negara menyerukan agar Israel menghormati mitra diplomatiknya.

Reaksi publik juga menguat di media sosial. Tagar #RespectSaudiArabia menduduki puncak trending di X (Twitter). Ribuan warganet menuntut Eliyahu mundur dari jabatannya. Mereka menilai ucapannya menunjukkan kesombongan politik yang tidak pantas di era diplomasi modern.

Menurut laporan Washington Post, Amerika Serikat memantau perkembangan situasi ini. Menteri Luar Negeri Antony Blinken menghubungi Netanyahu dan menegaskan pentingnya menjaga hubungan Israel–Arab Saudi. Ia menilai krisis ini dapat mengganggu proyek keamanan regional di Laut Merah yang melibatkan ketiga negara.

Pemerintah Israel kini berada di bawah tekanan politik besar. Netanyahu berupaya menenangkan sekutu Arabnya agar hubungan diplomatik tetap stabil. Ia memerintahkan seluruh pejabat pemerintah berhati-hati saat memberikan pernyataan publik terkait negara lain.


đźź© Tambahan Penting:

Menurut The Jerusalem Post, sumber internal di Kementerian Pertahanan Israel mengingatkan bahwa hubungan dengan Arab Saudi sangat krusial untuk proyek kerja sama teknologi pertahanan. Jika ketegangan berlanjut, Riyadh dapat menunda investasi besar di sektor tersebut. Beberapa diplomat senior kini menyiapkan pertemuan rahasia untuk memperbaiki hubungan bilateral.