Anak Buah Mayor Teddy Meninjau Sekolah di Nias yang Viral, Di mana Siswa Mengeluh Kekurangan Guru

Anak buah Sekretaris Kabinet (Seskab), Mayor Teddy Indra Wijaya, mengunjungi SD Negeri 078481 Uluna’ai Hiligo’o, yang terletak di Dusun III Desa Laowo Hilimbaruzo, Kecamatan Idanogawo, Kabupaten Nias. Ini menjadi viral karena siswa mengatakan bahwa tidak ada guru yang datang selama satu bulan. Usai peninjauan lokasi, tiga hal diusulkan.

Anak buah Mayor Teddy diketahui berangkat dari Jakarta ke Nias pada hari Sabtu (18/1). Video yang diunggah di Instagram @sekretariat.kabinet menunjukkan bahwa rombongan berjalan kaki melewati jalan yang berlumpur dan terjal.

Dalam unggahan yang dilihat pada Senin (20/1/2025), tertulis, “Terima kasih adik-adik di SD Negeri 078481 Uluna’ai Hiligo’o di Dusun III, Desa Laowo Hilimbaruzo, Kecamatan Idanogawo, Kabupaten Nias, yang telah menyuarakan kondisi di sekolahnya.”

Dalam unggahan itu, disebutkan bahwa pemerintah telah mengusulkan tiga solusi untuk masalah itu. mulai dari pembangunan jembatan dan akses listrik hingga pembangunan rumah bagi guru di lingkungan sekolah.

Proposal Keluar: Pembuatan mess atau rumah bagi guru di kompleks sekolah menengah. Pembuatan jembatan penyeberangan dan akses listrik; dukungan tunjangan dana terpencil bagi guru. Selanjutnya, akan segera dikoordinasikan dengan instansi yang relevan, katanya.

Sebelumnya diberitakan bahwa sebuah video yang menampilkan siswa di SD Negeri Nomor 078481 Uluna’ai Hiligo’o Hilimbarozu, Kecamatan Idanogawo, Kabupaten Nias, telah viral di media sosial selama satu bulan. Tidak ada pendidik yang mengajar. Ini adalah pernyataan yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Nias.

Seorang siswa merekam kondisi sekolahnya dan menunjukkan kelas yang hanya terdiri dari beberapa siswa tanpa instruktur dalam video yang dilihat pada Jumat (17/1).

Siswa yang merekam mengatakan, “Ini keadaan gurunya tidak ada, gurunya sama sekali tidak ada.”

Siswa berikutnya menunjukkan keadaan kantor guru: ruangan tidak memiliki guru sama sekali dan hanya terdiri dari beberapa kursi dan meja.

Siswa yang merekam mengatakan, “Ini keadaan gurunya tidak ada, gurunya sama sekali tidak ada.”
Siswa itu kemudian bertanya kepada siswa lain tentang kondisi sekolah. Siswa lain mengatakan bahwa jika guru tidak datang, mereka hanya memukul lonceng dan pergi.

Menurut Kharisman Halawa, Kepala Dinas Pendidikan Nias, SDN berada di salah satu dusun terisolir, berjarak 8,5 kilometer dari desa induk. Jika jalan kaki satu-satunya cara untuk pergi ke dusun itu, menyeberangi tiga belas kali sungai memakan waktu dua jam.

Siswa yang merekam mengatakan, “Ini keadaan gurunya tidak ada, gurunya sama sekali tidak ada.”
Dalam keterangannya yang diposting pada akun media sosial resmi Pemkab Nias pada hari Minggu (19/1/2025), Kharisman Halawa menyatakan, “Merupakan salah satu dusun terisolir yang berjarak 8.5 km dari desa Induk dan hanya dapat diakses dengan jalan kaki yang berbatuan dan menyeberangi 13 kali Sungai Na’ai dengan waktu tempuh selama 2 jam.”

Para guru disebutkan dapat menyeberangi sungai dan melewati beberapa kecamatan. Sejauh empat kilometer, Anda harus berjalan melewati bukit terjal dan jalan tanah.

Siswa yang merekam mengatakan, “Ini keadaan gurunya tidak ada, gurunya sama sekali tidak ada.”
Selain itu, ada juga jalan tanah sejauh 4 km untuk menuju sekolah melalui Desa Soroma’asi di Kecamatan Ulugawo. Jalan perkerasan batu sepanjang 4 km dengan kontur berbukit-bukit terjal juga tersedia.

Kharisman menjelaskan bahwa SD Negeri itu memiliki 62 siswa dan berasal dari Dusun III. Dia menyatakan bahwa sekolah tidak memiliki rumah dinas guru dan jaringan listrik.

Sebagai akibat dari banjir sungai yang terjadi beberapa bulan terakhir, guru yang tinggal di luar Dusun III dilaporkan harus berjalan kaki melewati sungai setiap hari untuk pergi ke sekolah.

Siswa yang merekam mengatakan, “Ini keadaan gurunya tidak ada, gurunya sama sekali tidak ada.”
Menurutnya, guru-guru yang mengajar di sekolah tersebut berada di luar Dusun III Desa Laowo Hilimbaruzo dan pergi ke sekolah setiap hari dengan jalan kaki melewati sungai. Karena itu, ketika hujan cukup tinggi, para guru sering tertahan di jalan karena sungai banjir. Beberapa bulan terakhir ini, curah hujan di wilayah Kabupaten Nias cukup tinggi, sehingga membuat guru-guru kesulitan sampai ke sekolah atau bahkan sampai siang.

Pemkab Nias meminta semua guru di SD Negeri Dusun III untuk tidur untuk mencegah insiden seperti dalam video tersebut terjadi lagi. SD Negeri itu memiliki 9 guru, terdiri dari 3 PNS, 2 PPPK, dan 4 guru tidak tetap.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *