Indonesia Resmi Beli Kapal dari Inggris Senilai Rp87 Triliun

Jakarta — Pemerintah Indonesia resmi mengumumkan pembelian kapal perang dari Inggris dengan nilai kontrak mencapai Rp87 triliun (sekitar 5,8 miliar Poundsterling). Kesepakatan ini menjadi bagian dari upaya modernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia yang bertujuan meningkatkan kapabilitas pertahanan laut di tengah dinamika geopolitik kawasan Asia Tenggara.

Detail Pembelian Kapal dari Inggris

Kapal yang dibeli Indonesia adalah kapal kelas fregat terbaru buatan pabrikan kapal Inggris, BAE Systems, yang dikenal dengan teknologi canggih dan kemampuan multi-peran. Kapal ini akan dilengkapi dengan sistem radar modern, rudal anti-kapal, sistem pertahanan udara, serta kemampuan untuk operasi bawah laut dan misi pengawalan.

Kontrak pengadaan ini diteken pada pertemuan bilateral di London pada Rabu (20/11/2025), disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto, dan Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace.

Alasan dan Manfaat Pembelian

Menurut Menteri Pertahanan Prabowo, pembelian kapal ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat pertahanan laut Indonesia yang luas dengan berbagai tantangan keamanan, mulai dari ancaman terorisme maritim hingga sengketa wilayah.

“Dengan kapal ini, kita dapat meningkatkan kemampuan patroli, pengamanan wilayah perairan, dan memperkuat peran Indonesia sebagai poros maritim dunia,” ujar Prabowo dalam konferensi pers usai penandatanganan kontrak (Kompas.com, 2025).

Respons dari Inggris

Sementara itu, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace menyatakan, kerja sama ini menunjukkan hubungan pertahanan yang erat antara Indonesia dan Inggris. Ia berharap kapal tersebut dapat segera dioperasikan dan memperkuat keamanan kawasan.

Proses Pengiriman dan Pelatihan

Rencananya, kapal pertama akan mulai dikirim dalam kurun waktu dua tahun ke depan, dengan program pelatihan intensif untuk awak kapal yang akan dilakukan di Inggris dan Indonesia. Pemerintah juga berencana mengembangkan kemampuan perawatan dan produksi komponen lokal dalam proyek transfer teknologi ini.

Dampak Terhadap Pertahanan Indonesia

Pembelian kapal senilai Rp87 triliun ini diharapkan menjadi titik balik dalam modernisasi TNI AL, yang selama ini menghadapi keterbatasan armada dan teknologi. Keberadaan kapal fregat modern ini juga diharapkan meningkatkan posisi tawar Indonesia dalam negosiasi diplomasi maritim serta mengamankan jalur perdagangan laut yang vital.

Tantangan dan Harapan

Meski mendapat sambutan positif, beberapa pengamat menyoroti pentingnya efisiensi anggaran dan kesiapan sumber daya manusia agar pengadaan ini benar-benar optimal. “Modernisasi alat utama harus disertai dengan pelatihan SDM yang memadai dan pengelolaan anggaran yang transparan,” kata pengamat pertahanan dari LIPI, Dr. Siti Nurhayati (DetikNews, 2025).