Kim Jong Un Pamer Kapal Selam Nuklir Terbaru Korut

Kim Jong Un memamerkan kemajuan pembangunan kapal selam bertenaga nuklir kelas strategis seberat ~8.700 ton, menegaskan peranannya dalam modernisasi militer Korea Utara dan menuduh AS‑Korsel memperburuk ketegangan regional, sementara analis menilai langkah ini sebagai sinyal eskalasi keamanan di Semenanjung Korea.

1. Kim Jong Un Tinjau dan Pamer Proyek Kapal Selam Nuklir

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un baru‑baru ini mengunjungi galangan kapal di Korut untuk meninjau proyek pembangunan kapal selam bertenaga nuklir yang digadang sebagai tonggak strategis Angkatan Laut negara itu. Pasukan propaganda Pyongyang merilis foto dan laporan media pemerintah yang memperlihatkan lambung kapal selam ~8.700 ton yang konstruksinya sudah sangat maju. Sky News+1

Media pemerintah menyebut kapal tersebut sebagai bagian penting dari modernisasi kekuatan militer bawah laut, dengan pernyataan Kim yang menekankan bahwa pembangunan kapal selam klas strategis ini merupakan “revolusi” dalam kemampuan pencegahan nuklir Korut terhadap ancaman musuh. Sky News


2. Spesifikasi dan Potensi Kapabilitas

Gambar yang dirilis oleh media pemerintah menunjukkan kapal dalam fase konstruksi lanjutan, dengan struktur lambung yang tampak sebagian besar selesai dan kemungkinan besar sudah terinstal mesin serta komponen inti lainnya yang mendekati siap uji laut. SinPo.id+1

Para analis memperkirakan kapal ini dirancang tidak hanya untuk menjadi kapal selam nuklir bertenaga reaktor tetapi juga memiliki potensi untuk membawa rudal balistik bawah laut (SLBM) atau senjata strategis bawah laut lainnya, meningkatkan apa yang disebut beberapa pengamat sebagai kemampuan “second‑strike” — kemampuan menyerang balik bahkan setelah serangan terhadap daratan. Korea Joongang Daily


3. Alasan Militer dan Klaim Korea Utara

Dalam pernyataannya, Kim Jong Un menegaskan bahwa pembangunan kapal selam nuklir dan peningkatan persenjataan laut adalah “tugas mendesak” yang tak terelakkan di tengah apa yang disebut rezimnya sebagai ancaman keamanan yang terus meningkat di wilayah tersebut. ANTARA News

Kim juga mengkritik AS dan Korea Selatan, yang menurutnya berkontribusi pada ketidakstabilan dengan rencana dan kerja sama mereka untuk mengembangkan kapal selam nuklir mereka sendiri, menyebutnya sebagai tindakan ofensif yang mengancam kedaulatan Korut. Sky News


4. Dampak Regional dan Polarisasi Keamanan

Pengungkapan kapal selam nuklir ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat di Semenanjung Korea, seiring Korut mempercepat modernisasi militernya termasuk uji tembak rudal jarak jauh lainnya. Reuters+1

Negara Tetangga seperti Korea Selatan dan Jepang telah mengamati perkembangan ini dengan kewaspadaan tinggi karena kemampuan bawah laut nuklir dianggap sebagai lompatan besar dalam strategi pertahanan dan potensi eskalasi konflik jika tidak diimbangi oleh diplomasi yang efektif. Sky News


5. Interpretasi Analis dan Respon Internasional

Beberapa analis menilai pamer kapal selam ini bukan sekadar pertunjukan kekuatan, tapi juga upaya Pyongyang untuk menegaskan statusnya sebagai kekuatan nuklir utuh yang dapat bertahan dan meluncurkan serangan dari laut jika diperlukan — suatu kemampuan yang disebut sebagai deterrence strategi bawah laut. Korea Joongang Daily

Sementara itu, komunitas internasional khususnya negara Barat masih terus memantau pergerakan militer Korut, menekankan bahwa langkah‑langkah semacam ini berpotensi memperumit upaya non‑proliferasi dan meningkatkan risiko perlombaan senjata di kawasan. Sky News


6. Kesimpulan

Pemameran kemajuan kapal selam nuklir Korea Utara di bawah pengawasan langsung Kim Jong Un adalah isyarat jelas bahwa Pyongyang berupaya memperluas kemampuan strategisnya jauh melampaui rudal darat‑ke‑darat tradisional. Kapal selam bertenaga reaktor kelas ~8.700 ton ini, jika benar‑benar operasional, tidak hanya akan menjadi simbol kekuatan militer Korut tetapi juga bagian penting dari strategi pencegahannya — terutama dalam konteks persaingan dengan Korea Selatan dan sekutunya.

Langkah ini dipandang sebagai salah satu momen sentral dalam dinamika keamanan Asia Timur akhir 2025 dan menjadi sorotan global atas masa depan stabilitas regional. Sky News