Jumlah Korban Tewas Banjir Sri Lanka Capai 618 Orang

Tragedi Banjir Terparah dalam Dekade Terakhir

Banjir dan tanah longsor yang melanda Sri Lanka sejak akhir November 2025 telah menewaskan sedikitnya 618 orang, menjadikannya salah satu bencana alam paling mematikan dalam sejarah negara tersebut. Kondisi ini diperparah oleh hujan deras yang terus mengguyur sebagian besar wilayah, menyebabkan sungai meluap dan tanah longsor di berbagai daerah, terutama di wilayah tengah dan selatan Sri Lanka. (bbc.com)

Dampak Kerusakan dan Evakuasi Massal

  • Lebih dari 200.000 warga telah dievakuasi dari daerah-daerah yang terdampak banjir dan longsor, termasuk distrik Kegalle, Ratnapura, dan Kalutara yang mengalami kerusakan parah.

  • Infrastruktur kritis seperti jembatan, jalan raya, dan sistem kelistrikan mengalami kerusakan besar, memperlambat upaya penyelamatan dan distribusi bantuan.

  • Rumah-rumah dan ladang pertanian tergenang, menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan dan risiko kelaparan bagi masyarakat terdampak. (reuters.com)

Respon Pemerintah dan Bantuan Internasional

Pemerintah Sri Lanka telah mengerahkan militer dan pasukan keamanan untuk operasi pencarian dan penyelamatan serta distribusi bantuan makanan dan obat-obatan. Presiden Ranil Wickremesinghe menyatakan keadaan darurat nasional dan meminta komunitas internasional untuk memberikan bantuan lebih besar. (aljazeera.com)

Berbagai negara dan organisasi internasional, termasuk PBB dan Palang Merah, telah mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa makanan, obat-obatan, tenda, dan perlengkapan penyelamatan. Namun, kondisi cuaca yang buruk menghambat pengiriman bantuan ke beberapa wilayah terpencil. (un.org)

Faktor Penyebab dan Dampak Lingkungan

Para ahli mengaitkan intensitas banjir dengan perubahan iklim global yang menyebabkan pola hujan ekstrem dan tidak menentu. Selain itu, penggundulan hutan dan pembangunan tanpa perencanaan memadai memperparah risiko longsor dan banjir. (nature.com)

Dampak ekologis juga terasa, dengan banyak satwa liar kehilangan habitat dan ekosistem sungai yang terganggu. Pemerintah berencana melakukan rehabilitasi lingkungan pasca-banjir untuk mengurangi risiko bencana serupa di masa depan.

Statistik & Data Korban

  • 618 orang tewas, dengan ratusan lainnya masih hilang atau terluka.

  • Sekitar 80.000 rumah rusak atau hilang.

  • Kerugian materi diperkirakan mencapai miliaran dolar AS, termasuk kerusakan lahan pertanian dan infrastruktur. (worldbank.org)

Kesimpulan

Banjir Sri Lanka 2025 menunjukkan betapa rapuhnya negara-negara berkembang terhadap perubahan iklim dan bencana alam. Dengan korban jiwa yang terus bertambah dan kerusakan infrastruktur yang luas, pemulihan akan menjadi tantangan besar bagi pemerintah dan masyarakat. Bantuan internasional serta upaya mitigasi bencana dan perlindungan lingkungan harus menjadi prioritas utama untuk menghindari tragedi yang lebih buruk di masa mendatang.