Profil & Latar Belakang
Sultan Muhammad V lahir dengan nama Tengku Muhammad Faris Petra di Kota Bharu, Kelantan pada 6 Oktober 1969. Ia merupakan putra tertua dari Sultan Ismail Petra dan Tengku Anis. Pendidikan awalnya berlangsung di Malaysia, kemudian ia melanjutkan studi ke Inggris dan menimba ilmu di Oakham School serta St Cross College, Oxford — studi diplomasi serta Islam menjadi bagian dari latar akademisnya. Malay Mail+1
Pada tanggal 13 September 2010, ia ditetapkan sebagai Sultan Kelantan ke‑29. Kemudian pada 13 Desember 2016, ia dipilih sebagai Yang di‑Pertuan Agong ke‑15 Malaysia. Malay Mail+1
Pemerintahan & Pengunduran
Saat menjadi Agong, Sultan Muhammad V menghadapi periode yang dinamis dalam politik Malaysia. Namun yang paling mencuri perhatian adalah pengunduran dirinya pada 6 Januari 2019 — membuatnya menjadi Agong pertama yang mengundurkan diri dari tahta sejak kemerdekaan Malaysia. Alasan resmi pengunduran memang tidak diungkap secara gamblang, namun banyak pihak mengaitkannya dengan kehidupan pribadi dan kontroversi yang terjadi.
Kehidupan Pribadi & Kontroversi
Sultan Muhammad V memiliki tiga pernikahan yang terekam publik: pernikahan pertama dengan Tengku Zubaidah (2004–2008), pernikahan kedua dengan Sultanah Nur Diana Petra (2010–sekarang di Kelantan), dan pernikahan ketiga dengan model Rusia Oksana Voevodina, Miss Moscow 2015 yang kemudian dikabarkan bercerai tahun 2019. Dari pernikahan dengan Oksana lahirlah putra mereka, Tengku Ismail Leon Petra. The Straits Times+1
Kontroversi seputar kehidupan pribadinya menjadi sorotan internasional dan memberi tekanan terhadap institusi monarki Malaysia—terutama berkaitan dengan pengunduran dirinya sebagai Agong.
Warisan & Kontribusi
Walaupun masa jabatannya sebagai Agong relatif singkat, Sultan Muhammad V tetap dikenang sebagai figur yang dekat dengan rakyat. Ia sering mengunjungi kampung‑kampung di Kelantan, terlibat dalam pendidikan tinggi sebagai rektor dan memiliki minat dalam kegiatan sosial. Malay Mail+1
Dalam aspek akademis, gelar kehormatan dan keterlibatan di Oxford menjadikan dirinya salah satu sultan dengan latar pendidikan yang tinggi. BERNAMA
Kenapa Kisahnya Penting?
-
Simbol perubahan dalam monarki Malaysia: pengunduran dirinya menunjukkan bahwa tahta kerajaan bisa mengalami gejolak dan adaptasi.
-
Pertautan antara tradisi dan modernitas: dari pelajar Oxford hingga pasangan internasional, Sultan Muhammad V menjadi bukti bahwa monarki bisa menjalani era globalisasi.
-
Sorotan terhadap transparansi institusi: perjalanan pribadinya menunjukkan bahwa figur monarki tidak sepenuhnya berada di balik tirai emas — publik dan media ikut menggali kisah di balik istana.
Kesimpulan
Sultan Muhammad V bukan hanya nama dalam daftar Sultan Kelantan atau Agong Malaysia — ia adalah karakter yang menggabungkan warisan kerajaan, pendidikan modern, kehidupan pribadi penuh sorotan, dan langkah‑bersejarah dalam sistem monarki negara. Kisahnya merupakan gabungan antara kewajiban adat, ekspektasi publik, dan dinamika pribadi yang menjadikan ia tokoh yang kompleks dan relevan untuk dipahami dalam konteks Malaysia modern.