Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, resmi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-47 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Jumat (24/10/2025). Kehadiran Trump menjadi sorotan utama karena menandai kembalinya perhatian besar Amerika Serikat terhadap kawasan Asia Tenggara, setelah beberapa tahun terakhir hubungan Washington dengan ASEAN mengalami pasang surut.
Trump tiba di Kuala Lumpur pada Kamis malam dan memilih menginap semalam di ibu kota Malaysia sebelum menghadiri pertemuan puncak ASEAN pada pagi hari. Dalam agenda resmi, Trump dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin negara ASEAN, termasuk Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Presiden Indonesia Prabowo Subianto, dan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong.
Fokus pada Stabilitas dan Ekonomi Regional
Dalam pidatonya di hadapan para pemimpin ASEAN, Trump menekankan pentingnya kerja sama ekonomi dan keamanan kawasan Indo-Pasifik. Ia menyebut Asia Tenggara sebagai “mitra strategis yang sangat penting bagi pertumbuhan global dan stabilitas dunia.”
“Amerika Serikat berkomitmen untuk memperkuat kemitraan dengan negara-negara ASEAN, terutama dalam bidang perdagangan, teknologi, dan keamanan maritim,” ujar Trump dalam sambutannya di sesi pembukaan KTT.
Trump juga menyoroti perlunya keseimbangan geopolitik di tengah meningkatnya pengaruh Tiongkok di kawasan tersebut. Ia menegaskan bahwa Washington tidak ingin menciptakan blok baru, tetapi ingin memastikan setiap negara di ASEAN tetap memiliki kedaulatan dan kebebasan ekonomi.
Diplomasi Baru Washington di Asia Tenggara
Kehadiran Trump di KTT kali ini dinilai sebagai langkah diplomatik penting setelah sebelumnya hubungan AS-ASEAN sempat mendingin akibat kebijakan proteksionis Washington pada periode sebelumnya. Menurut analis politik internasional dari Universiti Malaya, Prof. Ahmad Syukri, kunjungan ini menunjukkan komitmen baru pemerintahan Trump terhadap stabilitas regional.
“Trump ingin memulihkan pengaruh AS di kawasan yang selama ini didominasi oleh Tiongkok, terutama dalam konteks ekonomi dan keamanan energi,” ujar Syukri.
Selain menghadiri KTT ASEAN, Trump juga dijadwalkan mengunjungi Forum Ekonomi ASEAN-Amerika, yang membahas kerja sama investasi infrastruktur digital dan rantai pasok berkelanjutan.
Isu Global dan Reaksi Negara Anggota
Beberapa isu global yang dibahas dalam pertemuan meliputi krisis keamanan Laut China Selatan, perdagangan internasional, serta transisi energi bersih di Asia Tenggara. Negara-negara anggota ASEAN menyambut positif kehadiran Trump, dengan harapan dapat membuka babak baru dalam hubungan bilateral dan multilateral. Tempo
Presiden Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan bahwa hubungan ASEAN dengan Amerika Serikat harus terus dijaga agar memberikan manfaat nyata bagi pembangunan regional.
“ASEAN terbuka untuk kerja sama dengan siapa pun, termasuk Amerika Serikat, selama dilakukan dengan saling menghormati dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat,” ujar Prabowo.
Penutup
KTT ke-47 ASEAN menjadi momentum penting bagi diplomasi Asia Tenggara di tengah dinamika global yang cepat berubah. Kehadiran Donald Trump di Kuala Lumpur bukan hanya simbol penguatan hubungan AS-ASEAN, tetapi juga menunjukkan bahwa kawasan ini kembali menjadi poros strategis dunia — baik dalam ekonomi, politik, maupun keamanan.
Dengan arah kebijakan baru dan diplomasi aktif, banyak pihak menilai bahwa tahun 2025 bisa menjadi babak baru hubungan Amerika Serikat dan ASEAN menuju kemitraan yang lebih solid dan berkelanjutan.