Venezuela Tambah 5.600 Pasukan Baru Saat AS Meningkatkan Tekanan

Venezuela — Selama intensifikasi kehadiran militer United States Navy (AS) di Karibia dan meningkatnya tekanan politik terhadap pemerintah, Venezuela melantik 5.600 tentara baru. Langkah ini diumumkan pemerintah sebagai tanggapan atas apa yang dianggap sebagai ancaman kedaulatan dan potensi intervensi asing. jagonews24.com+2Koran Jakarta ®+2


Latar Belakang: Kenapa Venezuela Rekrut Tentara Baru?

  • Sejak akhir 2025, pemerintah AS meningkatkan kehadiran angkatan laut di kawasan Karibia — termasuk pengerahan kapal perang dan kapal induk besar — dengan dalih operasi kontra-narkoba dan keamanan regional. jagonews24.com+2Antara News+2

  • Pemerintah Venezuela, di bawah kepemimpinan Nicolás Maduro, mengklaim bahwa langkah AS ini lebih dari sekadar perang melawan narkoba — melainkan bagian dari upaya tekanan politik dan potensi upaya penggulingan pemerintah. Daily Sun+2Koran Jakarta ®+2

  • Sebagai reaksi, Caracas mengumumkan perluasan sistem milisi dan perekrutan militer baru, dengan tujuan memperkuat pertahanan nasional. Anadolu Ajansı+2Anadolu Ajansı+2


Detil Pelantikan 5.600 Tentara

  • Pada Sabtu, 6 Desember 2025, militer Venezuela melantik 5.600 tentara baru dalam sebuah upacara di kompleks militer utama, Fuerte Tiuna, di Caracas. jagonews24.com+2Daily Sun+2

  • Dalam pidato saat upacara, Kolonel Gabriel Alejandro Rendon Vilchez menyatakan bahwa di bawah “tidak ada kondisi apapun” mereka akan membiarkan “pasukan imperialis” menyerbu Venezuela. jagonews24.com+1

  • Kini, total kekuatan militer Venezuela — termasuk tentara reguler dan polisi — tercatat mencapai ratusan ribu personel; pelantikan tambahan ini memperkuat posisi militer dalam menghadapi tekanan eksternal. jagonews24.com+1


Tindakan Militer & Mobilisasi Lebih Luas

Langkah pelantikan ini bukan satu-satunya. Beberapa bulan sebelumnya Venezuela telah:

  • Memobilisasi milisi dan unit pertahanan sipil secara besar-besaran — menyatakan bahwa lebih dari 15.000 basis pertahanan rakyat dan ribuan unit komunitas kini aktif. Anadolu Ajansı+2Al Jazeera+2

  • Membuka operasi militer besar — disebut latihan nasional — melibatkan hampir 200.000 personel, dengan penyebaran militer di seluruh wilayah, terutama sepanjang garis pantai dan kawasan strategis. Anadolu Ajansı+2Antara News+2

  • Meningkatkan patroli, pengawasan pesisir, operasi laut–udara–daratan, serta ancaman penggunaan sistem pertahanan anti‑udara, sebagai efek langsung dari pengerahan militer AS di dekat perairan Karibia. EDNEWS+2Anadolu Ajansı+2


Perspektif Pemerintah Venezuela & Isu Kedaulatan

  • Maduro dan pendukungnya menggambarkan langkah ini sebagai perlawanan terhadap “imperialisme” dan intervensi asing. Pelantikan tentara baru dan mobilisasi milisi dianggap sebagai cara membela kemerdekaan nasional. jagonews24.com+1

  • Selain pertahanan, pemerintah memperingatkan bahwa ketegangan militer bisa mengancam stabilitas energi — Venezuela merupakan salah satu negara penghasil minyak besar; intervensi asing bisa mengguncang pasar minyak global. Antara News+1

  • Secara diplomatik, Venezuela juga menjalin kerja sama militer-teknis dengan sekutu luar negeri — termasuk pernyataan oleh negara lain bahwa mereka siap mendukung Caracas dalam menghadapi tekanan Amerika. NTV News+1


Risiko & Implikasi

  • Keputusan memperluas militer memperdalam polarisasi: bisa memicu eskalasi militer jika AS melanjutkan kehadiran atau operasi di Karibia — potensi konfrontasi terbuka meningkat.

  • Stabilitas regional terancam: negara-negara tetangga dan kawasan Karibia bisa terbawa ketegangan, terutama jika krisis meluas akibat tindakan militer atau reaksi pembalasan.

  • Ekonomi dan sosial dalam negeri Venezuela sudah lemah — beban militerisasi bisa menyita sumber daya, menghambat penyelesaian krisis ekonomi dan kemanusiaan yang berlarut.


Kesimpulan

Pelantikan 5.600 tentara baru oleh Venezuela adalah sinyal jelas: Caracas bersiap mempertahankan kedaulatan di tengah tekanan militer dan diplomatik dari luar — khususnya dari AS. Tapi ini juga menandakan bahwa situasi bisa meleset dari ketegangan menjadi konfrontasi nyata. Dunia perlu waspada: konflik yang tadinya bersifat retorika bisa berkembang jadi konflik terbuka — dengan dampak regional, politik, dan kemanusiaan yang besar.