Jakarta — Reaksi dunia mengalir deras mendukung Indonesia setelah negara ini menolak menerbitkan visa bagi atlet Israel untuk mengikuti World Artistic Gymnastics Championships 2025 di Jakarta. Penolakan tersebut kemudian memicu kecaman terhadap International Olympic Committee (IOC), yang disebut melakukan tindakan diskriminatif dan mengabaikan konteks sosial-politik yang melatarbelakangi keputusan Indonesia.
Latar Belakang
Pada awal Oktober 2025, Indonesia secara resmi menolak visa untuk enam atlet senam asal Israel yang seharusnya tampil dalam kejuaraan dunia yang berlangsung di Jakarta. Pemerintah menyebut alasan keamanan dan kondisi emosional masyarakat Indonesia terhadap konflik Palestina-Israel sebagai dasarnya.
Seiring itu, IOC mengeluarkan ancaman serius: memutus dialog dengan Indonesia terkait pengajuan sebagai tuan rumah Olimpiade di masa depan dan meminta federasi olahraga internasional menunda penyelenggaraan event di Indonesia hingga jaminan nondiskriminasi terpenuhi.
Reaksi Global dan Dukungan Internasional
Dukungan terhadap posisi Indonesia datang dari berbagai kalangan:
-
Aktivis pro-Palestina di luar negeri menyuarakan solidaritas melalui media sosial. Contohnya, aktivis Yahudi pro-Palestina Alon Mizrahi menulis: “Indonesia dikenai sanksi sebelum Israel. Kita perlu mendekolonisasi olahraga dengan segera.”
-
Netizen global ramai menyerukan boikot terhadap IOC dengan menilai adanya ganda standar dalam penerapan prinsip nondiskriminasi. “IOC adalah lelucon, kan?” tulis salah satu pengguna. detikcom
-
Beberapa negara dan organisasi keolahragaan juga menyebut bahwa tekanan terhadap Indonesia memperlihatkan bahwa ruang olahraga internasional kini tak bisa lepas dari dinamika geopolitik.
Implikasi Bagi Indonesia
Keputusan Indonesia ini membawa beberapa konsekuensi nyata:
-
Posisi Indonesia sebagai calon tuan rumah event olahraga besar—termasuk Olimpiade—terancam sepanjang belum ada jaminan kepada IOC bahwa semua atlet akan bebas bertanding tanpa diskriminasi.
-
Di sisi lain, langkah ini memperkuat citra Indonesia sebagai negara yang berdiri sesuai keyakinan dan solidaritas dengan Palestina, yang bisa meningkatkan dukungan moral domestik maupun internasional.
-
Tantangan untuk Indonesia kini adalah bagaimana menjaga agar kebijakan politik luar negerinya tidak memukul sektor olahraga dan potensi investasi event di masa depan.
Perspektif Para Pengamat
Pakar olahraga dan hubungan internasional menyoroti dua hal utama:
-
Pengaplikasian fair-play dan nondiskriminasi dalam olahraga harus dijalankan dengan konsisten oleh tuan rumah agar organisasi seperti IOC tidak mengambil tindakan sanksi.
-
Sport sebagai arena netral seringkali menjadi medan pernyataan politik terselubung — dan kejadian ini mempertegas bahwa olahraga global tak bisa dilepas dari konteks sosial-politik negara tuan rumah.
Kesimpulan
Polemik antara Indonesia dan IOC akibat larangan atlet Israel telah memunculkan gelombang solidaritas dunia yang mengecam perlakuan terhadap Indonesia dan menyoroti standar ganda yang dituding diterapkan IOC. Meski tantangan besar menanti di bidang olahraga internasional, posisi Indonesia dalam kancah diplomasi olahraga justru menguat.