Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah memerintahkan serangan militer baru ke Gaza setelah menuduh kelompok Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati sebelumnya. Langkah ini menandai eskalasi terbaru dalam konflik yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun di kawasan tersebut.
Menurut laporan dari sumber militer Israel, serangan udara dilancarkan ke beberapa lokasi strategis di Gaza, termasuk infrastruktur yang diduga digunakan oleh Hamas. Netanyahu menyatakan bahwa tindakan ini diperlukan untuk mempertahankan keamanan nasional Israel dan menanggapi pelanggaran yang dilakukan oleh Hamas terhadap perjanjian damai yang telah disepakati. Kompas
Sementara itu, Hamas membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa mereka tetap berkomitmen pada gencatan senjata. Kelompok ini menuduh Israel sebagai pihak yang pertama kali melanggar perjanjian dengan melakukan serangan terhadap posisi mereka di Gaza.
Keputusan Israel untuk melanjutkan serangan militer ini telah menuai kecaman dari berbagai pihak internasional. Organisasi-organisasi kemanusiaan menyerukan agar kedua belah pihak menghormati perjanjian gencatan senjata dan menghentikan kekerasan yang telah menyebabkan ribuan korban jiwa dan penderitaan bagi warga sipil.
PBB dan Uni Eropa juga mendesak Israel dan Hamas untuk kembali ke meja perundingan dan mencari solusi damai yang dapat mengakhiri konflik berkepanjangan ini. Namun, hingga saat ini, belum ada tanda-tanda bahwa kedua belah pihak bersedia untuk melakukan dialog konstruktif.
Dalam beberapa pekan terakhir, situasi di Gaza semakin memburuk dengan meningkatnya jumlah korban jiwa dan kerusakan infrastruktur. PBB memperkirakan bahwa lebih dari 60.000 orang telah tewas sejak dimulainya konflik ini pada Oktober 2023, dan lebih dari 170.000 lainnya terluka.
Krisis kemanusiaan di Gaza semakin dalam, dengan banyak warga yang kehilangan tempat tinggal dan akses terbatas ke kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan perawatan medis. Organisasi-organisasi internasional berusaha memberikan bantuan, namun akses ke wilayah tersebut terbatas akibat blokade yang diberlakukan oleh Israel.
Sementara itu, di Israel, serangan roket dari Gaza telah menyebabkan beberapa korban jiwa dan kerusakan properti. Pemerintah Israel menyatakan bahwa mereka akan terus melakukan tindakan militer untuk melindungi warganya dan menghentikan serangan dari Hamas.
Situasi ini menambah kompleksitas konflik di Timur Tengah, yang telah melibatkan berbagai negara dan aktor internasional. Upaya diplomatik untuk mencapai perdamaian terus dilakukan, namun tantangan besar tetap ada.
Kedepannya, dunia internasional berharap agar Israel dan Hamas dapat menemukan jalan menuju perdamaian yang adil dan langgeng, demi mengakhiri penderitaan rakyat di kedua belah pihak dan menciptakan stabilitas di kawasan Timur Tengah.